Saturday 1 September 2012


Sajak :
Lopak Berdarah
(Selamat menyambut Hari Kebangsaan)

Gadis kecil itu berjalan
terhincut – hincut dan terhoyong hayang
dia baru diseret kasar
rangkulan ibu dan adiknya tadi masih terasa

Matanya menikam ke sekeliling
walau wajahnya menahan pedih
digagahi jua untuk mencari adik dan ibunya
yang sudah tenggelam dalam marak api
yang disuruh membakar rumah mereka

Di sebalik asap hitam
dia nampak senyuman petualang
dijeritnya kuat, mengapa adik kecilku kau bakar
mengapa ibuku kau salai
meleleh air mata gadis, lelaki itu tetap senyum

Di hari merdeka ini
soalanku masih belum kau isi
ibuku hanya seorang isteri
adikku tak mengerti
mengapa mereka kau bunuhi?

Ibu dan adik, hanya abu kalian
kukaut dari hangusnya rumah kita
kusemadikan di pusara sana
oh hujan pun turun
air sungai melimpah
lopak  - lopak penuh dengan darah


Muhammad Farihin Hassan
Bukit Kepong, Pagoh
31 Ogos 2010